SAYA KAPAN BISANYA?
Ketika datang ke tempat les apa pun, mungkin Anda punya pertanyaan, kapan saya bisa?
Pertanyaan ini tricky, karena kita harus mendefinisikan “bisa” itu yang bagaimana.
Idealnya, orang disebut expert atau ahli dalam satu bidang jika dia punya jam terbang 10.000 jam. Hal yang sama kurang lebih berlaku juga dalam musik.
Misalnya Anda tidak bisa main gitar sama sekali, dan ingin belajar, kira-kira kapan Anda bisa bisa main Canon in D, misalnya?
Kita akan bahas dari beberapa sisi.
Sebelumnya kita awali dulu dengan pertanyaan, belajar musik itu tujuannya buat apa? Buat tujuan edukasi atau industri? Atau sekadar hobi?
Tujuan edukasi bisa kita definisikan secara sederhana bahwa musik itu memiliki manfaat yang sangat banyak, misalnya menyeimbangkan otak kanan dan kiri, hingga mengasah kemampuan manusia melakukan olah rasa.
Bagi pelajar, belajar musik diyakini akan mendukung prestasi akademiknya sekaligus memberikan rasa percaya diri yang baik. Tujuan edukasi yang lain adalah belajar musik dengan tujuan menjadi ilmuwan di bidang musik.
Tujuan industri biasanya dikaitkan dengan kemampuan musik untuk memperoleh keuntungan materi. Pendek kata, bermusik untuk cari duit sebagai musisi profesional.
Edukasi, industri, hobi, tentu tidak bisa dipisahkan secara tegas. Selalu ada keterkaitan. Awalnya belajar musik karena hobi, lantas menekuninya secara serius sebagai dari pendidikan, dan akhirnya dapat penghasilan, itu sangat bisa terjadi. Ada yang belajar di sekolah musik tapi tidak ingin jadi akademisi bidang musik dan lebih memilih jadi praktisi juga banyak.
Jadi, jika Anda bertanya kapan bisanya, jawabannya terkait erat dengan tujuan tadi. Untuk sekadar bisa genjreng, mengiringi Anda sendiri menyanyi di kamar, mungkin dengan sedikit keberuntungan, lima sampai enam kali pertemuan dengan guru yang qualified sih bisa ( lesmusik ). Tentu Anda juga harus latihan sendiri di luar jam les, dan gurunya pun bukan guru abal-abal.
Untuk tujuan akademis, misalnya memperoleh sertifikat lokal maupun internasional, ada tahapan yang harus Anda lalui. Kurikulum yang dirancang untuk lulus ujian sertifikasi sudah ditetapkan, misalnya satu tahun untuk persiapan ujian internasional ABRSM grade-1 dengan jumlah jam les sekian dan jumlah jam latihan sekian, kelas teori musik sekian pertemuan, dengan standar guru yang juga sudah ditetapkan.
Jelas, Anda tidak bisa dadakan mau ikut ujian tanpa ikut prosedurnya.
Jika tujuan Anda menjadi music director, pencipta lagu, guru musik, tentu penjelasannya akan berbeda lagi.
Jadi, kapan saya bisa? Jawab dulu pertanyaan ini: tujuan bermusiknya untuk apa?
Ada lagi pertanyaan penting, berapa lama waktu yang bisa Anda dedikasikan untuk mencapai tujuan itu? Siapa yang membantu Anda menguasai musik dan berlatih?
Yang sedang kekinian, banyak tutorial musik diajarkan melalui YouTube. Ada bisa mengaksesnya, gratis tentu. Kondisi ini bisa membuat orang berpikir, kalau bisa gratis kenapa harus les dan bayar mahal?
Belajar melalui YouTube tentu asyik karena waktunya lebih bebas, walau perlu diingat bahwa prinsip yang diajarkan melalui YouTube pada umumnya adalah cara cepat + imitasi atau peniruan + satu arah. Tidak ada yang akan mengoreksi Anda ketika salah. Jadi, mungkin belajar sendiri lebih efektif jika dilakukan oleh musisi yang sudah punya dasar-dasar bermusik yang memadai.
Jadi … kapan bisanya? 😊
コメント